Potretkarawang.com
– ketua umum PSSI Edy Rahmayadi mengatakan tidak mau ikut campur tentang
keputusan hasil komisi disiplin terkait pelanggaran pada kompetisi di
indonesia, dia ingin semua berjalan natural.
Komentar tersebut dia sampaikan menyusul banyaknya kejadian-kejadian
kontroversi dalam penyelengaraan liga 1 dan liga 2 selama satu musim ini, yang terbaru
terkait masalah Bhayangkara FC dan Mitra Kukar, yang berimbas pada nasib Bali
United sebagai salah satu kandidat juara liga 1.
Mitra kukar yang memainkan Marquue Playernya Mamadou Sissoko
padalah di hukum larangan 2 kali main oleh komisi disilpin (Komdis PSSI). Oleh
karena itu, Sissoko seharusnya tidak bisa di mainkan di laga melawan Bhayangkara
FC, tetapi Sissoko tetap di mainkan, Komisi Disiplin pun menyatakan mereka
kalah 0-3 dari Bhayangkara FC, meski laga sebenarnya berakhir seri 1-1.
Sempat berencana mengajukan banding, Mitra Kukar rupanya
keburu sadar dan akhirnya mengakui kesalahannya karena tidak membaca surat dari
komisi disiplin.
“ yang sudah di putuskan oleh komisi disiplin, saya tidak
pernah mau ikut intervensi, biarkan natural karena mereka pasti punya argumen
yang bagus “ kata Ketua umum PSSI Edy Rahmayadi, sabtu (11/11/2017).
Edy Rahmayadi juga menyadari bahwa liga di Indonesia ini
berbeda dari liga-liga yang pernah ada, Liga seharusnya berkaitan dengan pembinaan
dan menciptakan pemain Timnas. Namun, Indonesia berbeda dengan mengutamakan
kemenangan dalam motivasinya mengikuti liga.
“ liga 1 itu tujuannya adalah bukan hanya untuk dia merebut
jadi juara. Liga yang terbaik adalah
mendapatkan, menciptakan pemain-pemain untuk menjadi timnas, itu liga” Edy
Menjelaskan
“ Nah, di kita (liga indonesia) lain, motivasi pertamanya
adalah menang, sehingga segala macam cara dibuat, yang begitu ricuhnya. Ya,
saat ini, inilah kualitas kita indonesia. Ya mudah-mudahan ke depan bisa
menjawab dan memperbaiki di depan, “ imbuhnya. (red)