Opini - Kabupaten Karawang bagi masyarakat Indonesia identik dengan produksi padinya. Hingga tak mengherankan jika Karawang mendapat sebutan “lumbung padi” Jawa Barat, bahkan nasional. Tidak bisa dipungkiri wilayah dengan luas 1.753,27 km2 dikelilingi oleh 94,075 Hahijaunya sawah. Dengan luas lahan tersebut, petani dapat menghasilkan sekitar 800 ribu ton beras untuk kebutuhan sekitar 2,2 juta penduduk Karawang.
Jika melihat lebih dekat, ternyata wilayah yang diresmikan tanggal 14 September 1633 M ini menyimpan banyak potensi. Selain lumbung padi, Karawang juga dapat disebut sebagai “lumbung pabrik”. Dikenal sebagai kota industri, Karawang memiliki kawasan industri terluas di Indonesia bahkan di Asia Tenggara, dengan total luas lahan industri mencapai 13,718 Ha atau 7,85 persen dari luas Kabupaten Karawang. Kebijakan pembangunan sektor industri berpedoman pada peraturan presiden nomor 28 tahun 2008. Kebijakan Industri Nasional sampai tahun 2025 adalah Indonesia menjadi Negara IndustriTangguh dengan memperhatikan beberapa kriteria berdasarkan peraturan tersebut.
Saat ini kurang lebih Karawang memiliki 6 kawasan industri yang sudah beroperasi yaitu; 1. Kawasan Industri Indotaisei (Kalihurip, Cikampek), 2. Kawasan Industri KIIC (Telukjambe), 3. Kawasan Industri Mitra Karawang (Ciampel), 4. Kawasan Industri PT.Timor Putra Nasional (Kalihurip), 5. Kawasan Industri Kujang Cikampek (Cikampek), 6. Kawasan Industri Surya Cipta (Ciampel). Keberadaan sektor industri ini memberikan kontribusi sebesar 50 persen terhadap PDRB Kabupaten Karawang. Selain itu, sektor industri menyerap lebih dari 500 ribu pekerja dengan beragam tingkatan, baik lokal maupun ekspatriat.Dan data menyebutkan bahwa Kabupaten Karawang tercatat sebagai kota dengan UMR tertinggi di Indonesia.
Dari segi pariwisata, Kabupaten Karawang juga menyimpan beragam objek wisata yang menarik untuk dikunjungi.Untuk pariwisata curug, Karawang memiliki banyak curug yang mungkin tidak diketahui banyak orang. Pertama, Curug Cigentis yang berlokasi di kaki Gunung Sanggabuana. Berjarak 44 km dari pusat kota Karawang dan bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan beraspal.
Kedua yaitu Curug Bandung. Namanya memang Bandung tetapi lokasinya tetap di Kabupaten Karawang. Curug Bandung berada di desa Mekarbuana, Kec Tegalwaru dan berjarak 43 km dari pusat kota Karawang. Ketiga yaitu Curug Cipanundaan, berlokasi di Desa Kutamaneuh Kec Tegal Waru. Curug ini terdiri dari tiga buah curug yang bermuara jadi satu.
Wisata alam lainnya yaitu Green Canyon Mini Ciomas. Lokasinya tidak jauh dari Curug Ciomas di kampung Tonjong Roke, Desa Medal Sari Kec Pangkalan. Untuk mencapai lokasi hanya cukup 45 menit saja dari pusat Karawang. Grand Canyon mini terdapat pemandangan tebing-tebing batu dan akar-akar pohon tua yang dapat dijadikan objek foto. Kemudian ada Stone Garden atau taman batu Karawang. Wisata ini merupakan salah satu potensi yang dapat dijadikan kebanggaan kota Karawang. Taman batu yang berada di Desa Kutamaneuh ini menawarkan keindahan batu tumpang, batu liang maung, batu masigit dan lain-lain. Selain itu masih ada wisataBatu Purba Karawang, Pantai Tanjung Pakis, Bendungan Walahar, Pantai Samudra Baru, Pantai Tanjung Baru, Danau Cipule dan lain-lain.
Dibalik potensi yang telah disebutkan, masih ada potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Karawang yaitu tempat bersejarah.Pertama, Candi Jiwa dan Candi Blandongan di Situs Batujaya. Di tempat bersejarah ini ada 11 buah candi yang berhasil diteliti oleh para arkeologyang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Tarumanegara pada Abad ke 15 Masehi.
Kedua, Situs Cibuaya. Yang paling menarik dari tempat ini adalah bangunan candi di Lemah Duhur Lanang. Bangunan yang dibuat dari bata ini berdenah hampir bujursangkar dengan ukuran 9 × 9,6 meter dan tinggi dua meter, menghadap ke arah barat laut dengan tangga berukuran lebar 2,2 meter.Bagian fondasinya dibuat dari pecahan bata yang bercampur dengan kerikil dan batu kali. Bagian puncak runtuhan bangunan Lemah Duhur Lanang terdapat sebuah lingga yang berukuran tinggi 111 cm dan bergaris tengah 40 cm. Bentuk lingganya sendiri bukan merupakan bentuk lingga yang sempurna (lingga semu) karena tidak memiliki bagian yang berdenah segi delapan (wisnubhaga).
Selanjutnya yaitu Rengasdengklok (Rumah Djiaw Kie Song). Ditempat ini Presiden RI Ir. Soekarno dan Wakilnya Bung Hatta disekap oleh pemuda-pemudi Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945 untuk kemudian dipaksa menandatangani naskah Proklamasi yang dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.Dalam rumah yang berukuran sekitar 12 X 12 m ini terdapat dua kamar tidur satu ruang pertemuan, kamar sebelah kiri merupakan tempat tidur Bung Hatta dan sebelah Kanan tempat tidur Ir. Soekarno, yang didalamnya terdapat tempat tidur dari kayu jati yang cukup besar.Selain tempat bersejarah yang telah disebutkan, terdapat beberapa tempat lainnya yaitu Masjid Agung Karawang dan Makam Syekh Quro, Monumen Rawa Gede, Tugu Kebulatan Tekad.
Melihat potensi dari Kabupaten Karawang, tentunya sebagai penduduk harus terus menjaga dan mengembangkan potensi yang ada. Harapannya, pemerintah dan masyarakat akan saling membantu untuk kemajuan daerah yang ada di Indonesia.
PROFIL PENULIS
• Nama lengkap : Maesya’bani
• Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta/14 Desember 1997
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat email : banimaesya7@gmail.com
• Profil Singkat
Mahasiswa akuntansi syariah sekaligus penerima manfaat beasiswa EKSPAD (Ekonomi syariah pelopor pembangunan daerah) di STEI SEBI Depok. Sekretaris Islamic Economics Forum (IsEF SEBI). Alumni SMA Negeri 1 Cikampek (2015). Mempunyai motto hidup “Pelaut yang hebat tidak dilahirkan di laut yang tenang”.