PURWAKARTA - Gerombolan monyet liar yang berasal dari hutan di
kawasan perbukitan Jatiluhur dan Sukasari Kabupaten Purwakarta mulai turun
mengganggu aktifitas warga di Desa Jatimekar Jatiuhur Purwakarta. Warga sekitar
menduga kenekatan monyet-monyet tersebut diakibatkan oleh habisnya cadangan
makanan monyet di daerah yang selama ini menjadi habitat hewan primata itu.
“Macam-macam
Pak, mulai dari yang kecil sampai yang besar, kami takut sebenarnya, apalagi
jika sudah menyerang perempuan, solusinya rumah kami dipasang teralis besi
saja,” ujar Indra (32) salah seorang warga setempat hari ini Senin (5/12).
Keluhan warga atas kejadian tidak biasa tersebut ditanggapi oleh
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dengan melontarkan sebuah gagasan untuk
menjadikan Desa Jatimekar sebagai Kampung Monyet atau ‘Monkey Village’. Gagasan
ini ia ungkapkan di sela kunjungan ke Desa Jatimekar hari ini.
Menurut pria yang akrab disapa Kang Dedi itu, gagasan ini
bertujuan menjadikan Desa Jatimekar sebagai salah satu destinasi wisata di
Purwakarta. Ia juga berujar, perubahan fungsi daerah yang menjadi habitat
monyet tersebut menjadi penyebab utama turunnya mereka ke pemukiman penduduk di
sekitarnya.
“Daerah ini kan rata-rata sudah berubah fungsi, solusinya kita
siapkan daerah ini menjadi salah satu destinasi wisata,” ujarnya kepada awak
media.
Program jangka panjang pun tengah disiapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Purwakarta, sebanyak 18 hektar lahan berupa hutan yang hari ini
beralih fungsi menjadi perkebunan warga segera direstrukturisasi menjadi
kawasan konservasi demi kelestarian habitat monyet-monyet tersebut.
“18 hektar lahan disini itu kan digarap oleh warga untuk
pertanian dan perkebunan, ini harus kita kembalikan lagi, kami jadikan lahan
konservasi agar para monyet itu betah, tidak diganggu oleh manusia,” lanjutnya
menambahkan.
Program destinasi wisata baru ini segera ditindaklanjuti oleh
Pemerintah Kabupaten Purwakarta dengan cara melatih warga sekitar agar mampu
menjadi pawang monyet. Beberapa orang warga segera dikirim ke daerah yang
memiliki ikon wisata serupa seperti Monkey Forest di Provinsi Bali.
“Kita libatkan warga sekitar, kita latih dulu bagaimana cara
pengelolaan lingkungannya, di Bali itu kan sudah bagus, kita minta mereka
belajar ke sana dengan biaya dari pemerintah daerah,” pungkas Bupati yang
tengah menjalani masa jabatan untuk periode yang kedua ini.
Infrastruktur berupa saung bambu dan penanaman tanaman buah pun
segera dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Hal ini bertujuan untuk
penciptaan habitat yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan monyet-monyet
tersebut.(Hms/Bim)