Halloween party ideas 2015

PURWAKARTA - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi malam tadi Selasa (29/11) mengunggah postingan tentang tegurannya kepada salah satu siswi SMP di Purwakarta yang diketahui mengendarai kendaraan bermotor tanpa menggunakan helm dan dilengkapi surat-surat resmi.

Posting yang ia unggah pada akun Twitter resmi miliknya, @DediMulyadi71 sekitar pukul 20.00 WIB tersebut mengundang beragam komentar dari para pengguna twitter yang lain. Komentar bernada bully-an tersebut diakibatkan oleh salah satu foto yang diunggah oleh pria yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda tersebut terlihat memegang bagian paha siswi yang dia tegur.

Dalam keterangan persnya hari ini Rabu (30/11) di rumah dinasnya Jl Gandanegara No 25 Purwakarta, pria yang akrab disapa Kang Dedi itu menjelaskan kronologis kejadian yang ia unggah di akun twitter miliknya.

Ia menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat dirinya melakukan inspeksi pelaksanaan program vokasional yang mengharuskan para pelajar mendampingi orang tuanya bekerja di Desa Sukatani Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta.

Dalam perjalanan, ia melihat seorang anak perempuan mengendarai kendaraan roda dua tanpa mengenakan helm, kontan saat itu juga ia memberhentikan anak tersebut yang diketahui berstatus sebagai siswi salah satu SMP di wilayah Kecamatan setempat.

Saat dihampiri, anak perempuan tersebut malah menangis sambil menutup wajahnya, pertanyaan yang dilontarkan oleh Bupati yang saat ini menjabat untuk periode yang kedua itu pun malah dijawabnya dengan tangisan yang lebih keras.

“Saya tanya dia, kenapa kok gak membantu orang tua bekerja, malah naik motor, gak pake helm lagi, eh nangisnya malah makin kencang,” kata Dedi menceritakan.

Dedi pun sempat memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh siswi tersebut, ia merasa heran karena pakaian itu tidak selaras. Siswi tersebut diketahui mengenakan jilbab syar’i sekaligus celana ripped jeans (model sobek-sobek).

“Saya memahami itu mode, tetapi menurut saya tidak jelas, gak sinkron antara jilbab dengan celananya,” ujarnya.

Melihat keganjilan cara berpakaian siswi tersebut, Dedi kemudian menunjukannya kepada guru, kepala sekolah, kepala dinas pendidikan dan warga yang kebetulan menemani Dedi dalam kegiatan inspeksi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan penjelasan atas ketidaksesuaian pakaian yang dikenakan oleh siswi itu.


“Saya tunjukan ini loh bagian yang tidak sesuai itu, tujuannya untuk pendidikan. Tetapi apabila langkah saya memberikan pendidikan itu dianggap keliru, saya meminta maaf dan saya akan hapus postingan itu,” pungkasnya.(Hms/Bim)
Diberdayakan oleh Blogger.