PURWAKARTA - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi malam tadi Selasa
(29/11) mengunggah postingan tentang tegurannya kepada salah satu siswi SMP di
Purwakarta yang diketahui mengendarai kendaraan bermotor tanpa menggunakan helm
dan dilengkapi surat-surat resmi.
Posting
yang ia unggah pada akun Twitter resmi miliknya, @DediMulyadi71 sekitar pukul
20.00 WIB tersebut mengundang beragam komentar dari para pengguna twitter yang
lain. Komentar bernada bully-an tersebut diakibatkan oleh salah satu foto yang
diunggah oleh pria yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda tersebut terlihat
memegang bagian paha siswi yang dia tegur.
Dalam keterangan persnya hari ini Rabu (30/11) di rumah dinasnya
Jl Gandanegara No 25 Purwakarta, pria yang akrab disapa Kang Dedi itu
menjelaskan kronologis kejadian yang ia unggah di akun twitter miliknya.
Ia menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat dirinya melakukan
inspeksi pelaksanaan program vokasional yang mengharuskan para pelajar
mendampingi orang tuanya bekerja di Desa Sukatani Kecamatan Sukatani Kabupaten
Purwakarta.
Dalam perjalanan, ia melihat seorang anak perempuan mengendarai
kendaraan roda dua tanpa mengenakan helm, kontan saat itu juga ia
memberhentikan anak tersebut yang diketahui berstatus sebagai siswi salah satu
SMP di wilayah Kecamatan setempat.
Saat dihampiri, anak perempuan tersebut malah menangis sambil
menutup wajahnya, pertanyaan yang dilontarkan oleh Bupati yang saat ini
menjabat untuk periode yang kedua itu pun malah dijawabnya dengan tangisan yang
lebih keras.
“Saya tanya dia, kenapa kok gak membantu orang tua bekerja,
malah naik motor, gak pake helm lagi, eh nangisnya malah makin kencang,” kata
Dedi menceritakan.
Dedi pun sempat memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh siswi
tersebut, ia merasa heran karena pakaian itu tidak selaras. Siswi tersebut
diketahui mengenakan jilbab syar’i sekaligus celana ripped jeans (model
sobek-sobek).
“Saya memahami itu mode, tetapi menurut saya tidak jelas, gak
sinkron antara jilbab dengan celananya,” ujarnya.
Melihat keganjilan cara berpakaian siswi tersebut, Dedi kemudian
menunjukannya kepada guru, kepala sekolah, kepala dinas pendidikan dan warga yang
kebetulan menemani Dedi dalam kegiatan inspeksi tersebut. Hal ini bertujuan
untuk memberikan penjelasan atas ketidaksesuaian pakaian yang dikenakan oleh
siswi itu.
“Saya tunjukan ini loh bagian yang tidak sesuai itu, tujuannya
untuk pendidikan. Tetapi apabila langkah saya memberikan pendidikan itu
dianggap keliru, saya meminta maaf dan saya akan hapus postingan itu,”
pungkasnya.(Hms/Bim)