POTRET KARAWANG - Pelajar Indonesia harus bersaing ketat bila ingin melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat (AS). Sudah begitu, urusan biaya juga harus ada strategi mulai jauh-jauh hari, yang perlu dipersiapkan sejak berencana belajar ke sana.
Institute of International Education AS mencatat, 7.920 pelajar Indonesia melanjutkan pendidikan tinggi di negara itu pada tahun ajaran 2013/2014. Angka ini naik menjadi menjadi 8.188 pada tahun ajaran berikutnya, apalagi menurut Times Higher Education World University 2016, tujuh dari sepuluh perguruan tinggi terbaik dunia ada di AS.
Meski jumlah tersebut terlihat besar, proses seleksi untuk bisa belajar ke AS sebenarnya sangat ketat. Secara nasional, persentase jumlah pelajar internasional di AS pada 2015 hanya lima persen.
Mayoritas perguruan tinggi di AS memang membatasi populasi pelajar internasional tak lebih dari 10 persen. Para pelajar itu pun harus bersaing dengan peminat dari banyak negara, untuk kursi yang terbatas itu. Dari 300 pelamar dari Indonesia, misalnya, kemungkinan hanya dua orang sampai tiga orang saja yang diterima universitas di AS.
Tak hanya persaingan, para calon mahasiswa internasional juga harus mempersiapkan biaya lebih mahal untuk belajar di AS dibandingkan negara-negara lain di kawasan Eropa, Australia, atau Asia.
Pada tahun ajaran 2014/2015 saja, biaya kuliah di AS rata-rata mencapai 42.419 dollar AS per tahun atau setara sekitar Rp 563 juta memakai kurs saat ini. Nominal itu belum termasuk biaya kebutuhan pangan, tempat tinggal, dan transportasi sehari-hari.
Namun, jangan berkecil hati. Ada banyak jalan menuju AS. Persiapan dengan modal kerja keras dan kemauan tinggi, bisa menjadi penentu lolos melanjutkan sekolah ke sana. Biaya pun bisa ditekan seminimal mungkin dengan jurus yang sama.